Saja putuskan untuk menuliskan tanggapan dari respon orang-orang terhadap cerita Beringin Mawar di sini.
Cukup puas rasanya mengetahui beragam interpretasi orang mengenai cerpen saya ini. Ada yang sadar kalau ini alegori, ada yang terkesan, ada yang biasa-biasa aja, yang paling kocak adalah timbulnya gerakan Bebas Disamber Geledek. ROFL. Tapi perlu ditekankan bahwa tidak ada komentar yang salah, karena setiap orang benar atas cara pikir dan pengalamannya masing-masing.
Saya ga mau mengganggu komentar yang diberikan dengan cara meralat atau mengkonfirmasi beberapa orang yang mengintepretasikan alegori itu, baik salah ataupun tepat di lapak Kasfan. Karena menyenangkan juga melihat beragam kesan orang terhadap cerita itu. Mau terima atau nggak, saya suka sekali membaca respon-respon orang terhadapnya, terutama karena saya jadi tahu sendiri cara berpikir seseorang dan cara seseorang memandang sesuatu. Apa subjektivitas para penulis itu. Menarik, bukan?
Dalam kasus inilah, "Kebenaran itu relatif" berlaku.
Pesan Sesungguhnya
Cerita ini sesungguhnya adalah cerita tentang sabdha. Saya hendak menunjukkan betapa ampuhnya kata-kata itu yang seringkali disebut dengan "sugesti". Benih unggulan itu aslinya adalah benih mawar, yang kemudian Bebas mengatakan bahwa ia ingin beringin, maka dia jadi beringin. Tapi setelah tumbuh, Bebas mensabdhakan dia untuk menjadi mawar yang cantik. Maka benih ini terlihat bingung, "sebenernya saya ini ditakdirkan menjadi beringin atau mawar sih?"
Setelah dia dibuang, dia dirawat oleh Kakek dan dibebaskan mau menjadi apa. Akhirnya ia tumbuh sebagai dua identitas, satu identitas aslinya dan yang kedua, identitas yang diinginkan bebas untuknya dahulu. Terakhir, Bebas berusaha membunuh Beringin Mawar, namun seperti kata Nietzsche; "Apa yang tidak membunuhmu, membuatmu semakin kuat". Beringin Mawar terus bertambah kuat hingga akhirnya ia mati karena sabdha dari Bebas terhadapnya.
Terakhir, harapan Kakek terhadap Beringin Mawar bahwa benih ini mampu menghidupkan kembali tanah gersang, menjadi kenyataan karena ia mensabdhakannya seperti itu. Beringin Mawar membuahkan sebuah buah yang akhirnya mampu menurunkan hujan dan menghidupkan dunia seperti harapan Kakek. Semua adalah sabdha dan sugesti. Salah satu kekuatan terbesar di alam raya ini .... menurut saya.
Siapakah Bebas?
Bebas tidak lain adalah sebutan saya bagi manusia.
Makanya ada yang bingung, kenapa namanya bebas, padahal kolot. Ya, karena dia representasi dari manusia, dan ini butuh penjelasan lebih biar gak dibilang kalau kesimpulan ini katanya; "bolong logika" (maksudnya : logical fallacy). Tapi hampir di setiap cerita-cerita yang kutulis, aku selalu menuliskan bahwa "manusia berasal dari pancaran cinta yang menitis ke dunia karena kebebasan.", manusia bagian dari cinta yang menitis ke dunia karena adanya kebebasan. Ini agak-agak menggunakan pengaruh dari filosofi Neo-Platonisme, jadi bila anda masih kesulitan memahaminya atau belum mengerti, coba dibaca saja Neo-Platonisme.
Bebas adalah representasi dari manusia, mereka memang adalah kebebasan, namun kebebasan yang mereka terapkan, sangat jarang dilakukan demi orang lain. Manusia selalu mengembalikan kebebasan menurut sudut pandangnya sendiri. Karena mereka bebas, maka mereka bebas berbuat apapun, jarang ada orang yang mencintai kebebasan lantas berpikiran terbuka. Tapi, ya, mereka bebas. Bukti dari kebebasan manusia adalah; dunia ini terbangun karena kritik.
Saya tidak bermaksud menciptakan karakter Bebas menjadi begitu menyebalkan atau dia ada untuk menjadi karakter yang disebelin. Justru sebenarnya Bebas adalah kritik saya untuk reaksi masyarakat terhadap perbedaan. Jujur saja deh, kalau melihat sesuatu yang aneh atau tidak wajar, reaksi orang pertama kali pasti adalah curiga. Orang gak suka dengan yang aneh-aneh dan melenceng dari aslinya. Sebut saja misalnya Michael Jackson, Lady Gaga, atau di bidang sains, seperti teori Copernicus, Galileo. Bahkan seorang dari Yunani (maaf saya lupa nama beliau), barangkali dia adalah seorang yang pertama kali sadar bahwa matahari adalah batu yang bercahaya. Dan karena itu dia dibenci dan dianggap pagan. Dan ada kejadian yang membuat saya begitu miris dan mengagungkan Sigmund Freud, adalah ketika orang-orang dengan personality disorder dianggap kerasukan setan dan dikucilkan dari masyarakatnya (bebas). Inilah potret masyarakat yang coba saya kritik melalui Bebas. Mereka memang bebas, tapi seringkali menerapkan kebebasan untuk dirinya sendiri sehingga akhirnya, mereka tidak membebaskan orang lain.
Contoh lain yang merepresentasikan Bebas adalah rasisme, fasisme, etnosentrisme, semua ini yang hendak saya kritik melalui Bebas. Manusia menerima perbedaan itu bullshit. Pada umumnya, manusia benci perbedaan, mereka mencari yang sama kemudian berkelompok. Karena mereka ingin menjadikan dunia tempat yang nyata bagi mereka, maka mereka berusaha menobatkan manusia lain yang berbeda menjadi sama dengan mereka.
Dalam cerita, ada komentar yang sangat tepat mengenai Bebas, "I saw first, it's mine".
Kemudian setelah benihnya tumbuh menjadi yang tidak ia harapkan, awalnya ia marah, namun perlahan ia siap menerimanya, ia kembali lagi. Namun ternyata benih itu benih plin-plan sehingga ia malah memiliki dua identitas dan menjadi abnormal. Bebas terlihat tidak terima karena pohon ini tumbuh tidak seperti yang ia inginkan, dan sesungguhnya dia sadar bahwa itu terjadi karena kesalahannya sendiri, namun alam sadarnya tidak mau mengakuinya. Ini juga merepresentasikan seseorang dalam menghadapi aib. Seringkali ia menyalahkan pihak lain karena ada sesuatu yang membuatnya malu, padahal sesungguhnya hal itu terjadi karena dirinya sendiri. Point kedua : manusia selalu ingin hal yang diluar dirinya yang berubah demi dia.
Maka dari itu, saya setuju dengan mereka yang mengatakan keanehan kenapa Bebas tidak berubah karakternya dari awal cerita hingga dewasa?
Karena ini sisi yang ingin saya angkat dari manusia, alih-alih mencoba untuk membuka diri, mereka seringkali menunjuk pihak lain sebagai penyebab ketidak bahagiaannya. Menyalahkan faktor lain, menyalahkan lingkungannya. Pada akhirnya, Bebas tidak menjadi apa-apa, karena "Pecundang sangat kaya akan alasan, sementara Juara terlalu sibuk untuk membuat alasan."
Beringin Mawar & Kakek
Kuharap, Kakek sudah jelas mensimbolkan sosok bijaksana dan baik, seperti misalnya Tuhan, atau juga Pendeta. Kakek saya coba gambarkan penuh pengharapan dan kesabaran, walau saya sadar sepenuhnya saat menuliskan si Kakek menampar Bebas hingga tuli sebelah (yah, sabar juga ada batasnya, kan?). Namun sesungguhnya peranana Kakek disini adalah sebagai simbol pengharapan dan kepantang menyerahan. Ia tahu sebaiknya ia tidak menyerah membajak sawah, karena ia berharap bahwa kelak dunia ini akan berubah. Benih unggulan itu telah ditunggunya sejak lama namun sayang sekali Bebas lebih dahulu menemukannya. Tapi karena dia cinta kebebasan, maka dia membiarkan Bebas melakukan apa yang ia mau.
Apakah ini sudah sedikit banyak menjawab pertanyaan klasik teman-teman atheis; "Kalau Tuhan itu ada, kenapa ada kejahatan?"
Beringin Mawar menggambarkan ketangguhan manusia secara individu, berlawanan dengan Bebas yang menggambarkan sifat manusia secara sosial. Tidak merujuk pada individu tertentu, karena setiap dari kita sesungguhnya seunik Beringin Mawar, dan tentunya bisa setangguh Beringin Mawar. Apa yang tidak membunuh kita, membuat kita semakin kuat.
Bebas yang menanam benih di tanah bersampah dan buruk ini melambangkan bahwa seorang individu (Beringin Mawar) tidak bisa memilih dimana ia akan dilahirkan, ia harus siap dengan segala tantangan hidup yang dikondisikan terhadapnya. Maka bila seseorang pantang menyerah, ia pun bisa tumbuh di tempat tertandus sekalipun. Akar benih yang tumbuh dalam sehingga membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bertunas merepresentasikan bahwa setiap orang selalu butuh waktu untuk tumbuh. Tidak peduli berapa lama yang ia butuhkan, yang manusia butuhkan hanyalah waktu. Maka dari itu, bersabarlah dalam tumbuh. Teruslah kembangkan akarmu untuk mencari "makanan" sehingga kau bisa bertunas.
Ada benarnya untuk seseorang yang mengatakan bahwa Bebas dan Kakek seperti ayah ibu. Tapi tidak hanya berlaku bagi seorang yang diharapkan lahir sebagai perempuan namun ternyata ia laki-laki. Ini juga berlaku dengan preferensi, orientasi dan cita-cita seseorang manusia yang kadang kala ditentang oleh keluarganya sendiri (Bebas). Ada seorang yang ingin menjadi Insinyur, namun keluarganya memaksanya sebagai dokter karena lebih mudah mendapatkan uang. Ada orang yang ingin menjadi penulis, namun keluarganya tidak setuju karena penulis itu hidupnya menyedihkan.
Cita-cita adalah sesuatu yang menunjukkan jati dirimu. Setujulah pada orang yang mengatakan bahwa "jadikan hobimu sebagai pekerjaanmu, kau akan bermain sepanjang waktu.". Bisa dibilang, kau adalah apa yang kau lakukan.
Mengapa Bebas dibebaskan?
Terakhir, menanggapi pertanyaan yang sering kali muncul sehubungan dengan Bebas yang dibiarkan begitu saja, saya bermaksud untuk menekankan bahwa dalam hidup ini yang terpenting bukanlah karma, tapi apa yang kau lakukan bagi lingkunganmu. Biarkan dunia menentangmu, kau tidak perlu menunggu nasib buruk apa yang akan diterimanya. Bahkan saya rasa itu jahat karena setara dengan dendam. Tidak usah pedulikan mereka yang menyakitimu, biar mereka berkata apa, karena pada akhirnya, saat semua telah berakhir, urusan hanya ada antara kau dan Tuhan.
Mengapa Bebas dibebaskan?
Terakhir, menanggapi pertanyaan yang sering kali muncul sehubungan dengan Bebas yang dibiarkan begitu saja, saya bermaksud untuk menekankan bahwa dalam hidup ini yang terpenting bukanlah karma, tapi apa yang kau lakukan bagi lingkunganmu. Biarkan dunia menentangmu, kau tidak perlu menunggu nasib buruk apa yang akan diterimanya. Bahkan saya rasa itu jahat karena setara dengan dendam. Tidak usah pedulikan mereka yang menyakitimu, biar mereka berkata apa, karena pada akhirnya, saat semua telah berakhir, urusan hanya ada antara kau dan Tuhan.
Akhir kata
Demikianlah respon saya terhadap respon-respon teman-teman tentang cerpen Beringin Mawar. Terima kasih karena telah membacanya dan menikmatinya. Sekalipun pada dasarnya saya mungkin menciptakan cerpen itu dengan konsep yang mungkin rumit, namun saya tetap membebaskan orang untuk berpendapat apa tentang cerpen ini. Mau dibilang ini cerpen anak-anak, terima kasih. Mau dibilang ini terlalu berat untuk anak-anak, terima kasih. Karena setiap respon dan interpretasi orang terhadap cerpen ini turut memperkaya makna cerpen Beringin Mawar.
Pada intinya, cerpen ini sesungguhnya memang ditulis sebagai alegori dan kritik serta motivasi. Jadi harap maklum andai ditemukan banyak kejanggalan di dalamnya.