"Segala sesuatu itu punya akar. Jadi kalau kamu suka swing, kamu harus belajar dari akarnya, misalnya Frank Sinatra."
--Ahmad Dhani, Indonesian Idol 2012
Membaca sebuah cerita kemudian teringat pada sesuatu yang pernah kita tonton/baca/lihat sebelumnya? Harap jangan menuding penulisnya sebagai plagiator dulu sebelum anda benar-benar paham sepenuhnya apa itu plagiasi. Karena bisa jadi ternyata dia hanya terinspirasi, atau bahkan hanya mirip saja.
Sebelum memutuskan apakah sebuah karya berupa plagiat atau terinspirasi, sebaiknya kita memahami dulu apa itu plagiat dan apa itu inspirasi.
Plagiat
Pada dasarnya adalah mencontek dan hanya diubah sedikit sekali agar terlihat berbeda. Seseorang dikatakan melakukan plagiasi bila dia mencomot-comot secara penuh dari karya yang sudah ada kemudian mempublikasikannya dengan cara mengakui karya comotan itu sebagai karya pribadinya sendiri. Tentu saja ini pengetahuan dasar yang saya yakin sebagian besar orang sudah tahu. Namun pada kenyataannya, seringkali saya mendapati orang sering salah kaprah mengenai plagiat.
Contoh terbaik dari kejahatan plagiasi ini adalah komik Indonesia yang berjudul Naburo. Bentuk plagiasinya? Err... lihat saja gambar-gambar ini. Saya yakin anda juga sudah tahu sendiri.
Yang menjijikkan adalah, karya plagiasi itu dipublikasikan oleh sebuah penerbit di sebuah daerah di Indonesia, dan penerbitnya kekeuh tidak mau mengakui bahwa karya itu adalah plagiasi hanya karena memiliki hak cipta. Kalau sudah begini, antara pemberi hak ciptanya yang dodol atau penerbitnya yang ga tau malu. Semua orang mengutuki bentuk plagiasi karena mereka mengakui karya contekan itu sebagai karyanya sendiri, tapi herannya angka contek menyontek di aktivitas belajar mengajar Indonesia sangat tinggi. Bahkan sampai ada pendapat, tidak mungkin ada siswa Indonesia yang tidak pernah mencontek.
Faktanya, plagiasi adalah bentuk kejahatan terberat terhadap karya intelektual. Jadi sebisa mungkin berhati-hati dalam menuduh atau membuat karya.
Inspirasi
Inspirasi sepintas mirip dengan plagiasi, namun sebenarnya ini adalah perilaku kreatif yang harus ada di setiap jiwa untuk dapat terus berkarya. Intinya, Inspirasi adalah sebuah ide yang muncul setelah melihat sesuatu dan sesuatu yang menginspirasi itu menjadi akar dari buah karyanya. Inspirasi bukanlah bentuk kejahatan, atau sesuatu yang rendah dan tidak tahu malu, namun inspirasi justru adalah perilaku umum, terutama di kalangan seniman yang justru membuktikan kekreativitasan si kreator.
Banyak sekali karya-karya besar yang terinspirasi dan saling menginspirasi.
Contohnya antara lain :
- Princess Mononoke menginspirasi Avatar (ATLAB dan Avatar James Cameroon)
- Animasi Kartun Amerika menginspirasi Anime (1950an)
- Anime menginspirasi perkembangan Animasi kartun Amerika (sekarang)
- Romance of Three Kingdoms & Shui Hu chuan menginspirasi Suikoden series
- Star Wars menginspirasi Final Fantasy
- Dragon Ball menginspirasi One Piece
Berdasarkan data-data itu, teori saya mengenai terjadinya "saling inspirasi namun tidak dikatakan plagiasi" adalah karena karya-karya itu memiliki identitas pribadi, sekalipun mirip. Mengutip salah satu nasihat Ahmad Dhani pada komentarnya terhadap Dion dalam acara Indonesian Idol 2012, segala sesuatu memiliki akar, dan sebaiknya kita belajar dari akarnya.
Misalnya, bila kau suka Final Fantasy dan ingin membuat karya yang mirip Final Fantasy, sah-sah saja dan sebaiknya kau juga mempelajari Star Wars. Dalam kasus saya, saya sangat suka dengan Avatar The Last Airbender dan ingin sekali membuat cerita seperti ATLAB. Maka dari itu saya juga belajar dengan cara menonton Princess Mononoke. Dan ketahuilah, ini sangat-sangat membantu saya dalam proses kreativitasannya.
Satu trik yang bisa saya berikan agar karya kita yang terinspirasi ini tidak menjadi bentuk plagiasi adalah "idea" nya. Maksudnya, sebuah karya selalu memiliki jiwa dan idea. Jiwa yang sama akan membuat dua buah karya atau lebih memiliki suasana dan sesuatu yang mirip sekalipun tidak sepenuhnya sama. Idea adalah sebuah hakikat cerita. Idea adalah pesan yang hendak kita sampaikan melalui cerita itu. Misalnya dalam sebuah novel, anda hendak menyampaikan pesan bahwa "cinta itu indah", sementara anda terinspirasi dari film "Final Destination", barangkali cerita anda akan memiliki jiwa yang sama dengan "Final Destination", tapi pesan yang tersampaikan di kalangan pembaca akan berbeda dari "Final Destination". Idea lah yang membedakan antara karya satu dengan lainnya.
Hanya Mirip
Kalau yang ini, hanya mirip saja. Jadi antara dua kreator tidak pernah ada kontak. Kreator A tidak pernah melihat atau bertemu kreator B dan ciptaannya, namun karya mereka persis jibles. Hal ini juga bukannya tidak mungkin terjadi.
Teori saya mengenai 2 karya yang hanya mirip ini, mungkin sedikit banyak mirip dengan kasus dua orang anak kembar yang terpisah sejak lahir. Apa yang membuat mereka berpikir mirip adalah gen yang sama.
Jadi, teori saya mengenai kemiripan karya namun bukan plagiasi atau bentuk inspirasi adalah karena adanya
kesamaan akar antara 2 pencipta. Bisa saja mereka sama-sama pecinta LOTR dan sama-sama terinspirasi dari sana kemudian mereka membuat karya yang ternyata 90% mirip. Atau seorang kreator yang memiliki jalan hidup dan cara berpikir mirip dengan JK Rowling, kemudian ia menulis buku yang mirip dengan Harry Potter.
Akan sangat kejam untuk menuding seseorang memplagiat, namun yang sesungguhnya terjadi hanyalah kesamaan akar saja. Bagaimanapun juga, cara berpikir dan pengalaman hidup (afektivitas) adalah apa yang paling memengaruhi seorang kreator menciptakan karya. Jadi harap teman-teman berhati-hati sebelum menuding seseorang sebagai plagiat sebelum mengetahui benar bagaimana dia menciptakan karya tersebut. Karena dituding sebagai seorang plagiat atas sebuah karya yang belum pernah dia ketahui sama sekali itu sangat menyakitkan dan tidak adil.
Akhir kata, jadilah penikmat seni yang berpikiran terbuka dan bijak, dan di sisi lain, jadilah pencipta karya yang kreatif dan memiliki visi.