Minggu, 29 Juli 2012

Tips-Tips kepenulisan yang beredar di Internet

Tahun 2008, saya baru belajar menulis. Saya benar-benar belum pernah serius menulis sebelumnya untuk menjadikannya sebuah jalan hidup. Berhubung tidak tahu ada sekolah yang mengajarkan seseorang menjadi penulis secara khusus, maka satu-satunya cara yang bisa saya lakukan adalah browsing internet. Saat itu mungkin bisa dibilang bahwa menurut saya, seorang penulis kuliahnya di universitas Google.com. 

Menjelajahi tips-tips kepenulisan, semakin lama saya semakin sadar bahwa perlu juga untuk membaca review-review yang diupload di blog, untuk memahami apa yang dilihat pembaca, apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan seorang penulis dalam karyanya. Namun semakin banyak tips dan artikel yang saya baca, semakin banyak pula kontradiksi maupun pro nya. Bahkan teman saya pun juga mengalami kebingungan dalam hal ini. 

Contoh, 
Penulis A mengagung-agungkan kerangka karangan sebelum menulis, sementara penulis B menyampahkan karangan karena dinilai dapat membatasi kreativitas.
Penulis A terlalu mementingkan EYD, sementara penulis B lebih melihat plot dan narasi.
Penulis A mengatakan bahwa kalimat pasif sebaiknya dihindari, penulis B mengatakan bahwa tulisan apapun bisa enak asal pandai membawakannya.

Semakin lama berkecimpung di dunia tulis menulis, saya semakin sering menemukan kontradiksi seperti ini. Antara saya dan teman saya pun sering terjadi pertentangan, terutama mengenai deskripsi. Banyak yang bilang bahwa deskripsi itu jelek dan sebaiknya dihindari. Namun menurut saya, justru nikmatnya sebuah novel itu ada pada deskripsi. Argumentasi saya; dengan deskripsi yang pas dan bagus, yang tidak melelahkan pembaca, maka novel akan mampu membuat pembaca masuk ke dalam dunianya dan terlibat dalam situasi di dalamnya. 

Solusi dari saya
Agar tidak bingung menerima tips dari penulis lain, saya anjurkan teman-teman yang bersemangat menjadi penulis ini untuk menggunakan kemampuan teman-teman dalam menyeleksi. Setiap manusia sesungguhnya memiliki bakat untuk menyeleksi sesuatu. Bahkan seleksi itu adalah sesuatu yang sangat alamiah di dunia ini.

Temukan style-mu sendiri, dan menulislah seperti itu sebaik-baiknya. Bacalah buku-buku yang memiliki hal-hal yang menurutmu sangat menarik, ambillah hikmah banyak-banyak dan belajarlah dari tulisan favoritmu, apa yang membuatmu menyukainya, atau apa yang membuat kebanyakan orang menyukainya. 

Jangan percaya pada orang yang menegatifkan kata : "melakukan semua semau sendiri".
Ungkapan itu tidak sepenuhnya negatif. Dengan bertindak semau sendiri, kita telah berbuat jujur pada diri sendiri dan menjadi diri sendiri. Namun harap dibedakan antara menjadi diri sendiri dengan bertindak jahat. 

Sekali lagi, solusi dari saya bagi teman-teman penulis yang bingung dengan kontradiksi tips-tips kepenulisan yang beredar di internet; seleksilah tips yang kau sukai dan yang bisa kau lakukan, sesuai dengan kapasitasmu, jadilah diri sendiri sebaik-baiknya.

Seperti kata bapak saya; "setiap karya punya jodohnya masing-masing."
Tulisan anda belum laku? Bisa berarti dua hal, ia hanya belum bertemu dengan orang yang menyukainya ... atau anda harus improve lebih baik lagi.